YPCU News – Suasana Rakernas IV ABP PTSI di Serang Banten, yang akan dilaksankan pada 19-20 November 2021 terkesan bernuansa Kultural dengan emblem udeng dan tas dari kulit kayu dari para peserta. Udeng dan tas dari kulit kayu itu adalah khas suku Badui yang ada di Provinsi Banten.
Acara diawali laporan Ketua Panitia Dr H. Hamdan, yang juga REKTOR Universitas Serang Raya. Hamdan membuka dengan pantun:
Potong dahan bunga Kamboja
Nampak Cahaya di waktu petang
Selamat datang peserta Rapat Kerja
Dari seluruh Indonesia datang.
“Rakernas dibuka oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Prof Nizam, M.Sc, PhD. banyak hal yang penting dari pidato Dirjen Dikti. Dirjen menyatakan Pendidikan Tinggi bisa menjadi tulang punggung dunia ekonomi dan perubahan perubahan menuju pada pembentukkan etos kerja yang kreatif, produktif, dan inovatif”, kata Dirjen Dikti.
Ditambahkan Perubahan teknologi yang sangat cepat bisa sangat membantu kerja manusia tapi bisa mengancam eksistensi manusia. Menurut laporan beberapa riset internasional, manusia terancam lapangan kerjanya. Di Indonesia ada 2 juta lapangan kerja terancam hilang. Tapi jangan kuatir, ujar Nizam, perkembangan teknologi itu juga memberi peluang munculnya peluang kerja baru. Nah, inilah tantangan di depan mata bagi lembaga pendidikan tinggi untuk memikirkannya, tambahnya juga.
Menurut Dirjen, insan pendidikan tinggi tidak mampu beradaptasi dengan perubahan karena tidak mengubah mindset lama atau menggunakan kacamata kuda. Nizam mencontohkan kacamata kuda itu dengan cerita sebagai berikut:
“Ada mahasiswa yang ikut kompetisi magang di sebuah perusahaan multi nasional. Dari puluhan ribu yang melamar.hanya puluhan yang diterima. Mahasiswa ini termasuk yang diterima. Tapi mahasiswa ini tidak di ijinkan oleh Kaprodinya. Kaprodinya mengatakan kamu dari prodi pertanian koq magang pada perusahaan di bidang teknologi informasi, Kaprodi seperti ini menggunakan kacamata kuda”, ungkap Nizam.
Dunia sekarang, menurut Dirjen sudah saling mengait, saling berinteraksi satu sama lain. Ilmu juga menjadi punya perspektif Interdisipliner. Nizam menyatakan dengan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Melalui program ini dunia pendidikan dan dunia kerja saling berinteraksi. Dunia kerja dan industri kita bawa ke dalam kelas dan sebaliknya mahasiswa kita bawa ke dunia nyata di bidang usaha dan industri. Prinsipnya mahasiswa bisa.belajar dimana pun, katanya.
“Diakhir sambutannya Nisam menyindur lembaga pendidikan yang berpikir tidak relevan asperti rebutan aset, rebutan jabatan dan rebutan dana. PTS yang sibuk tidak relevan ini akhirnya tidak dipercaya masyarakat. Akhirnya menjadi PTS UMKM, kalau sudah begitu harus dimerger”, ujar Nizam mengakhiri pidatonya.
Setelah itu Penutupnya dengan pantun juga. Rakernas ini menjadi soft dengan banyaknya pantun dalam prosesi pidato. (rp)
Average Rating