Breaking News

0 0

Unitomo News – Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Sabtu (25/09) mewisuda 700 lulusan program D3, S1 dan S2 dari 9 fakultas. Acara berlangsung di Dyandra Convention Center, dipimpin rektor Dr. Siti Marwiyah, SH, MH.

Karena masih dalam situasi pandemi, tidak semua wisudawan hadir di lokasi acara. Atas koordinasi pihak gedung dan Satgas Covid-19 Kota Surabaya, pelaksanaan wisuda dibagi dalam 2 sesi. Sesi pagi berlangsung pukul 08.00 – 11.00 wib. diikuti 281 wisudawan secara luring dan 43 wisudawan secara daring, sedang sesi siang berlangsung pukul 14.00 – 17.00 wib. diikuti 280 wisudawan secara luring dan 86 wisudawan secara daring.

Pengaturan sedemikian ini, seperti disampaikan ketua panitia Dr. Amirul Mustofa, MSi, dimaksudkan agar tidak terjadi kerumunan, terutama bagi undangan yang mengikuti acara secara luring, baik saat menjelang, saat acara, dan saat pulang. “Tiap sesi dibatasi hanya dihadiri maksimal 800 undangan, jauh dari kapasitas normal gedung sekitar 3.500 orang. Begitu pun pengaturan jeda selama 3 jam dari sesi 1 ke sesi 2, selain untuk memberi waktu bagi pihak gedung melakukan sterilisasi ulang menjelang sesi 2, juga untuk menghindarkan kemungkinan bertumpuknya arus undangan di sesi 1 yang hendak keluar dengan arus undangan sesi 2 yang hendak masuk gedung”, ujar Amirul Mustofa, yang juga menjabat wakil rektor 1 Unitomo sesaat sebelum acara.

Melaksanakan wisuda di tengah situasi pandemi belum sepenuhnya teratasi, meski sudah makin melandai, papar Amirul, tetap menuntut panitia untuk bisa mengendalikan acara dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. “Atas arahan tim asesmen Satgas Covid-19 Kota Surabaya, kami melakukan banyak penyesuaian dalam pelaksanaan wisuda kali ini. Bukan hanya terkait dengan gedung yang meski dilengkapi AC tapi kami minta tetap dibuka semua pintunya agar sirkulasi terjaga, tatalaksana wisuda pun kami rubah total. Saat prosesi pemindahan kuncir toga oleh rektor misalnya, selain tanpa diiringi jabat tangan seperti biasanya, wisudawan juga bisa langsung pulang tanpa harus menunggu acara selesai”, imbuh Amirul.

Sementara dalam sambutannya, Rektor Unitomo Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, mewanti-wanti seluruh wisudawan, juga panitia yang terlibat mempersiapkan acara wisuda untuk selalu menjalankan protokol kesehatan di mana pun berada. “Sebenarnya lebih mudah bagi saya untuk memutuskan menggelar acara wisuda ini secara daring, seperti dilakukan banyak kampus lain. Tapi karena banyak calon wisudawan meminta agar momen ini bisa tetap terselenggara secara luring, sebagai peristiwa yang bagi kebanyakan orang sekali seumur hidup, maka saya akhirnya memutuskan untuk menggelarnya secara hybrid. Bisa diikuti secara luring maupun daring. Karena itu saya minta panitia benar-benar mempersiapkannya dengan baik. Yang daring kita laksanakan lewat aplikasi Zoom, sedang yang luring kita laksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kita semua tentu tidak ingin muncul kluster Covid baru dari acara wisuda”, ujar Iyat, panggilan akrab rektor wanita pertama Unitomo ini.

Di sesi ke 2, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Ida Fauziah memberikan orasi ilmian berjudul “Kebijakan Pemerintah Mengenai Ketenagakerjaan Masa dan Pasca Covid-19”. Dalam paparannya Ida mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak di seluruh sektor perekonomian yang muaranya pada sektor ketenagakerjaan. Jumlah pekerja yang terdampak situasi pandemi Covid-19 mencapai 1,7 juta orang, baik pekerja formal maupun informal. “Jadi bagi Wisudawan, setelah lulus ini jadilah entrepeneur muda dengan membuka luas lapangan kerja bukan mencari kerja. Saya yakin lulusan Kampus Unitomo sangat berkualitas, dan pasti mampu bersaing dengan entrepeneur muda lainnya”, ujarnya.

Pelaksanaan wisuda yang berlangsung relatif lenggang, tidak seperti umumnya wisuda di saat sebelum pandemi ini juga dihadiri Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA. Hadir di sesi 2, Soeprapto menyampaikan apresiasi atas langkah Unitomo menggelar wisuda secara daring dan luring untuk mengakomodasi keinginan para calon wisudawan yang ingin mengikuti acara ini secara luring sebagai momen penting dalam hidupnya, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Ini langkah berani, dan harus dieksekusi secara hati-hati dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dan saya lihat Unitomo berhasil melakukannya. Menurut saya, ini perlu dicontoh kampus-kampus lain, karena kebanyakan khan hanya menggelar wisuda secara daring, atau luring tapi hanya diikuti wisudawan tertentu, biasanya yang berprestasi saja sebagai perwakilan”, ujar Soeprapto.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »